Table of Contents
Pengantar
Zaman Majapahit adalah salah satu periode bersejarah yang menjadi kebanggaan bagi bangsa Indonesia. Selain dikenal sebagai kerajaan dengan kekuasaan terbesar di Nusantara pada masanya, Majapahit juga dikenal sebagai kerajaan yang menerapkan prinsip toleransi dan kerukunan antarumat beragama. Hal ini tergambar dalam berbagai naskah dan kitab yang berasal dari zaman Majapahit, di mana kerukunan umat beragama menjadi salah satu tema utamanya.
Kitab Pararaton
Salah satu kitab yang menggambarkan kerukunan umat beragama pada zaman Majapahit adalah Pararaton. Kitab ini merupakan salah satu karya sastra Jawa Kuno yang menceritakan sejarah kerajaan Singhasari dan Majapahit. Dalam kitab ini, terdapat banyak kisah tentang hubungan antara raja dan umat beragama, baik itu agama Hindu-Buddha maupun Islam. Sebagai contoh, dalam kitab Pararaton, terdapat kisah tentang Raden Wijaya, pendiri kerajaan Majapahit. Raden Wijaya diceritakan memiliki hubungan yang baik dengan para pemuka agama Hindu-Buddha maupun Islam. Bahkan, ketika Raden Wijaya memutuskan untuk memeluk agama Islam, para pemuka agama Hindu-Buddha tidak merasa tersinggung atau marah. Mereka tetap bersikap hormat dan bahkan membantunya dalam memperkuat kerajaannya.
Kitab Negarakertagama
Selain kitab Pararaton, kitab Negarakertagama juga menggambarkan kerukunan umat beragama pada zaman Majapahit. Kitab ini merupakan catatan resmi dari pemerintahan Majapahit yang ditulis oleh Mpu Prapanca pada abad ke-14. Dalam kitab ini, terdapat banyak deskripsi tentang kehidupan sosial dan keagamaan di kerajaan Majapahit. Salah satu contohnya adalah deskripsi tentang upacara keagamaan yang dilakukan di kerajaan Majapahit. Dalam kitab Negarakertagama, upacara keagamaan tersebut diikuti oleh umat Hindu-Buddha maupun umat Islam. Mereka saling menghormati dan berdoa bersama tanpa ada perbedaan atau diskriminasi.
Kitab Kakawin Sutasoma
Selain kitab Pararaton dan Negarakertagama, kitab Kakawin Sutasoma juga menggambarkan kerukunan umat beragama pada zaman Majapahit. Kitab ini merupakan salah satu karya sastra Jawa Kuno yang ditulis oleh Mpu Tantular pada abad ke-14. Dalam kitab ini, terdapat banyak kisah tentang kebijaksanaan dan toleransi antarumat beragama. Salah satu contohnya adalah kisah tentang Raja Sutasoma, seorang raja yang sangat bijaksana dan menghargai semua agama. Dalam kisah tersebut, Raja Sutasoma berhasil membebaskan seorang Brahmana dari hukuman mati yang diberikan oleh para pemuka agama Buddha. Hal ini menunjukkan bahwa pada zaman Majapahit, tidak ada perbedaan perlakuan antara umat beragama.
Kesimpulan
Dari ketiga kitab tersebut, dapat disimpulkan bahwa pada zaman Majapahit, kerukunan umat beragama menjadi salah satu nilai yang sangat dihargai. Meskipun terdapat perbedaan agama, namun hal tersebut tidak menjadi penghalang dalam membangun hubungan yang baik antara raja dan umat beragama. Semoga nilai-nilai tersebut dapat terus dijaga dan diwariskan kepada generasi selanjutnya.